Bapak/Ibu guru yang terhormat, semoga tetap sehat dan waras. Panjang umur dan sabar. Kalian adalah orang-orang hebat, awal terbit matahari, Ibu yang melahirkan generasi, di tangan kalian dunia dimulai.
Melalui goresan cinta ini, izinkan saya berceritera. Tentang sebuah tantangan yang menimpa kami di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Bapak/Ibu guru yang mulia, di sekolah-sekolah kami masih banyak anak dari didikan Bapak/Ibu yang belum bisa membaca, masih ada anak didik Bapak/Ibu yang belum tahu menulis, bahkan dari 100% pserta didik, hanya 15% yang bisa baca--tulis.
Bapak/Ibu guru yang terkasih, ini adalah fenomena yang mencengangkan. Seharusnya mereka sudah mengembangkan kemampuan lain, tapi mereka disandera dan disekap oleh ketidak-mampuan baca-tulis. Bapak/Ibu guru yang saya banggakan, mari kita sama-sama belajar. Adakah kiranya yang perlu kita perbaiki untuk mengatasi sedikit masalah di atas? Adakah cara yang bisa kita pikirkan bersama? seharusnya cara itu selalu ada.
Bapak/Ibu Guru, izinkan saya berbagi apa yang saya pikir baik sesuai kapasitas dan yang mampu saya pelajari. Sebagai guru hebat, tidak baik menyalahkan kurikulum sepenuhnya. Kurikulum Merdeka memberikan banyak peluang untuk mengembangkan kemampuan murid, tetapi tentu kita perlu terus memperkuat semangat dan inovasi dalam pembelajaran. Kalau kita amati secara betul, didasari keinginan berbenah dan berdasarkan kebutuhan murid, maka kurikulum ini akan menjadi obat mujarab.
Bapak/Ibu Guru kelas yang mulia, kalau Anda mengajar Bahasa Indonesia, coba tengok dan pahami dengan betul Elemen Capaian Pembelajarannya. Ada 4 elemen CP di sana, Menyimak, Membaca dan Memirsa, Berbicara dan Mempresentasikan, dan Menulis. Keempat elemen CP tersebut adalah kemampuan yang akan dimiliki murid. Apakah Bapak/Ibu guru mampu membuat murid Anda menguasai keempat elemen CP tersebut? Saya kira Bapak/Ibu akan sulit.
Maka, tugas Bapak/Ibu guru kelas adalah melakukan diagnosa awal kebutuhan pesertta didik Anda. Bapak/Ibu guru kelas, bagaimana mungkin seorang yang sakit kepala Anda beri obat panu? Jika yang sakit adalah kepala, maka obatnya adalah obat sakit kepala. jika murid Anda belum bisa menulis, maka elemen yang harus Bapak/Ibu guru perhatikan adalah elemen menulis, begitu seterusnya.
Bapak/Ibu guru yang baik hati, pada elemen CP (bahasa Indonesia) dijelaskan kemampuan yang akan dimiliki murid. Di sana diharapkan "Peserta didik mampu menunjukkan keterampilan menulis permulaan dengan benar (cara memegang alat tulis, jarak mata dengan buku, menebalkan garis/huruf, dll.) di atas kertas dan/atau melalui media digital. Peserta didik mengembangkan tulisan tangan yang semakin baik". Bapak/Ibu guru jangan terlalu kaku memahami elemen-elemen tersebut. Jangan takut kalau materi belum dapat dituntaskan, karena tujuan utamanya bukan tentang selesainya materi pelajaran, tapi kepahaman dari seorang peserta didik. Materi-materi pelajaran yang Bapak/Ibu guru khawatirkan,akan mereka pelajari hingga jenjang Menegah.
Bapak/Ibu jangan takut materi pelajaran tidak dapat terselesaikan dalam tiap semester. Tapi yang harus dikhawatirkan adalah semampuan dari murid tidak dapat menjangkau apa yang guru berikan. Bapak/Ibu, jika murid belum bisa menulis, maka ajarkan mereka menulis sampai mahir. Kalau mereka belum bisa membaca, maka ajarkan mereka lancar membaca. Karena akan percuma materi pelajaran yang Bapak/Ibu sampaikan jika mereka belum mampu menguasai kemampuan dasar tersebut.
Hal ini juga harus menjadi catatan dan bahan evaluasi diri bagi sekolah penggerak, GURU PENGGERAK, GURU BERJALAN, maupun GURU BERLARI. Jangan diam, tugas Anda begitu berat, beban dipundak Anda sangat banyak. Jagan hanya mendampingi CGP, mengisi seminar atau loka karya, tapi perhatikan murid Anda, teman guru di sekolah Anda, praktik baik Anda harus berdampk pada lingkungan sekolah dan guru-guru lain.
Bapak/Ibu guru yang mulia, jangan berdalih apapu atas ketidak-mampuan murid dan rasa malas Anda. Seharusnya ketika memutuskan menjadi seorang guru, maka Anda sudah tahu beban yang dipikul begitu besar, tanggungjawab yang diembah tidak boleh diabaikan. Tidak ada alasan untuk tidak total dalam tugas Bapak/Ibu. Sekali lagi saya tegaskan, Penting bagi kita untuk selalu berkomitmen dalam tugas ini. Dengan dukungan dan kerja sama, kita bisa memastikan bahwa setiap murid mendapatkan yang terbaik..
Demikian surat ini saya sampaikan, atas perhatian dan balasan kasih dari Bapak/Ibu Guru saya ucapkan Terima Gaji.
Melolo-Sumba Timur, 09 Agustus 2024
Komentar
Posting Komentar