Sudut Stasiun, Kau, Aku dan Rindu

Sumber illustrasi pixabay.com
Masih disudut stasiun duduk dan menunggu
datangnya senja, hingga reda hujan berlalu
disudut stasiun berkumpul segala rindu
rindu sang rembulan, rindu kibasan rambutmu
ku menjatuh cintaimu, yang kubisai hanyalah rindu

Kereta-kereta datang dan berlalu
tiada yang kutunggu lekas datang walau malu-malu
ku masih berharap senja dipengujung sendu
yang ku harap datang dan menyapa walau parau

Di sudut ini ku memanjat segala rupa
do'a-do'a dan matra-mantra
jika ia datang ragu segala
kuberi segala kembang dan bebunga
jika ia datang beserta kedamaian jiwa
kujaminkan kelak untukmu tempatku surga

Disudut stasiun kumasih bersepi
yang pergi dahulu kembali
yang datang dengan malu-malu menawar diri
senjaku, akan kutunggu hingga bila-bila hari
dihujung ini ia datang, melihatnya menyapa senyumnya
tak kubiar bunganya jatuh atau sekedar layu
disudut stasiun induku bersamanya
diakhir rinduku ia berkata
"datanglah ditempat yang tepat, waktu yang indah
dihari itu aku siap untuk memilihmu"

Di sudut stasiun, hanya ada aku dan rindu

Nabil Agus M
Malang, 8 November 2016 (00:20 WIB)

Komentar