Cinta Rupiah: Sebuah Kota Yang Mempertemukan Kita

Uang Kertas Pecahan 1000 Rupiah (Koleksi Pribadi)

Bagi kami “Kids Zaman Old”, diberi uang saku oleh orangtua sudah begitu senang walaupun dengan nominal seratus atau dua puluh lima perak. Berangkat sekolah berjalan kaki, uang saku hanya cukup untuk jajan disekolah saja. Rupiah seratus perak bagi kami sudah lebih dari cukup, bisa jajan camilan ini itu atau permen (gula-gula) yang sangat banyak. Kami adalah orang yang berasal dari kabupaten Bima. Kabupaten Bima adalah daerah yang terletak dibagian timur provinsi Nusa Tenggara Barat yang masuk dalam wilayah kepulauan Sumbawa. Bima juga merupakan daerah yang masih tertinggal.

            Kalau ada sumur diladang
            Boleh kita menumpang mandi
            Kalau rupiah sudah mengerang
            Mari kita rupiah cintai

Uang Koin (Koleksi Pribadi)
Dahulu di Bima, kami “Kids Zaman Old” masih bertemu dengan bermacam rupiah koin, mulai dari 25 rupiah, 50 rupiah, 100 rupiah, 200 rupiah, 500 rupiah dan 1000 rupiah. Pecahan koin maupun pecahan uang kertas. Diberi rupian segitu bagi kami lebih dari cukup bahkan sangat cukup. Tahun 90-an uang pecahan tersebut masih kami temui, bahkan untuk membeli seabrek jajanan. Ada yang harganya hanya 25 rupiah atau hanya dengan 500 rupiah kami bisa mendapatkan banyak pilihan jajanan. Namun, semakin kesini semakian jarang digunakan karena keberadaannya yang sudah langka. Kini, masyarakat setempat hanya menggunakan pecahan lima ratus perak keatas untuk transaksi jual beli.

Tahun 2012 kami berangkat kuliah diluar daerah Bima, tepatnya Kota Malang Provinsi Jawa Timur. Saat itu rupiah koin di Bima sudah sekarat dan kini rupiah koin yang beredar hanya nominal 500 rupiah keatas. Semenjak menginjakkan kaki di Malang, kami dibuat kaget ketika berbelanja. Kami disuguhkan dengan kembalian menggunakan pecahan kecil 50 rupiah dan 100 rupiah. Berbeda dengan daerah asal yang sudah tidak menggunakan pecahan-pecahan kecil ini. Dari Malang ini kami tahu bahwa peran rupiah koin begitu penting bagi kemajuan perekonomian suatu daerah.


Uang Kertas 500 Rupiah dan Koin 100 Rupiah (Koleksi Pribadi)
Kemudian, yang membuat saya miris adalah mereka yang gengsi menggunakan uang pecahan kecil. Bagi saya, gengsi menggunakan rupiah pecahan koin atau kecil adalah tindakan yang tidak terpuji. Tidak cinta akan rupiah berarti tidak bangga dengan negara tercinta Indonesia. Tidak cinta dengan rupiah mencerminkan ketidak-pedulian dengan kemajuan perekonomian Indonesia. Yang unik dari rupiah adalah selain sebagai mata uang yang digunakan sebagai pembayaran sah juga mengenalkan budaya dan pahlawan yang ada di Indonesia, selain itu juga mengenalkan keindahan alam yang ada diseluruh Indonesia. Mari kita bangga menggunakan rupiah, bangga menggunakan rupiah bentuk pecahan besar maupun pecahan kecil demi kemajuan perekonomian daerah dan Indonesia khususnya. Jayalah Indonesiaku, Jaya Rupiahku, Jayalah Bank Indonesia. 

Komentar

  1. Mantap...kembangkan dan mari kita cintai rupiah mulai dari satuan terkecil.

    BalasHapus
  2. saya stuju, di Bima harus diberlakukan kembali uang koin hingga satuan terkcil. untuk menumbuhkan cinta rupiah dan tentunya ekonomi masyarakatnya. maju terus bank Indonesia..

    BalasHapus

Posting Komentar