Ketika Timur Menyapa Barat

        Semua sudah tahu, semua tak lagi asing, semua akan percaya, semua tak menyangkalnya, bahwa kita adalah beda, bahwa kita tak serupa, namun tetap dalam sebuah ikatan. Tapi kenapa masih bertanya tentang ras kita, tentang agama kita, tentang tinggi kita, tentang warna rambut kita, bentuknya, dan tentang warna kulit kita, padahal kita adalah satu, saling kenal dan saling tahu. Mungkin kita akan merekomendasikan sebuah pelajaran khusus untuk belajar tentang kita, karena kita sering dipertanyakan tentang hal-hal yang tersebut tadi. Atau mungkin kita pura-pura tidak tahu lalu secara diam-diam bertanya pada kita? atau mungkin kita benar-benar tidak tahu tentang kita? 

        Kita begitu muak dengan pertanyaan-pertanyaan yang tidak memiliki bobot keilmiahan, yang sama sekali konyol. Salah satunya seperti "kok kamu putih?" pertanyaan macam apa ini? sangat konyol sekali. Kita yakin bahwa pertanyaan ini terlontar mungkin karena kita sedang mengalami ke-khilafan yang sangat akut atau mungkin karena mulut kita yang terlalu licin sehingga kalimat seperti itu secara tidak sengaja termuntahkan oleh mulut yang tidak berdosa itu? ah sudahlah, kalimat yang seperti itu tak usah terlalu dibahas, karena kita yang tahu benar-benar tidak tahu tentang kita.

Komentar