HARI-HARI DENGAN SENJA



HARI-HARI DENGAN SENJA
Nabil Agus M*

            Hai….!!!! Itulah tiga huruf yang selalu menemaniku dengan Senja, yang selalu mengawaliku ketika aku rindu akan senja. Untuk mukaddimah ku menyapa senyumnya Senja. Sebagaimana Senja yang selalu menebar senyum yang membuatku terkagum-kagum. Ah… dia selalu seperti itu selalu memberi senyum dikala aku mengucap hai..!!. tapi buatku itu impas, aku dengan hai-ku sedangkan dia dengan senyumnya. Aku terlalu kaku jika dihadapkan dengan masalah sepeti ini. Jangan heran saja jika sedang duduk atau apa, aku selalu diam, alias tak punya ide untuk bangun sebuah pembicaraan. Atau mungkin karena aku yang selalu pada poin pembicaraan sehingga tidak suka dengan basa-basi.
            Kali ini aku tidur lebih awal, besok ada kuliah pagi dengan dosen yang membuatku takkan bosan, walau beliau ngajar sampai malam. Aku salah satu mahasiswa Sastra disalah satu universitas swasta ternama di Jawa Timur. Loh kok jadi kesitu? Kan ceritanya tentang Senja..?? ok lanjut. Kembali ke.. Laptop. Tidur yang sangat nyenyak, dengan iler yang hampir semua sarung bantal diairi. Huh ngenes. Sinar mentari menyelinap masuk diselah-selah wentilasi, menyengat. kala itu aku masih terbaring tak berdaya ditempat tidur. Enggan rasanya ingin bangun, masih betah disana masih ada kehangatan yang diberikan oleh selimut, masih sebentar lagi. Tapi apalah daya aku tak kuasa, jarum jam telah menunjuk angka 6, itu artinya aku harus bersiap-siap untuk perkuliahan hari ini. Si merah gagu masih saja tergeletak tak berdaya diatas meja sana.
            Ku raih si merah gagu, rasanya ia enggan untuk terjaga. Tapi apa mau dikata ada beberapa laporan pesan masuk. Yang pertama dari Telkomsel, dia selalu setia tiap hari nanyain kabar dengan info promonya, yang kedua, pesan promo barang-barang. Buat malas, tapi sebantar terlihat nama yang spesial “Senja”. Suasana sepertinya berubah setelah melihat isi pesan,
“Nanti malam kamu ada acara nggak?? Kita keluar Ir!” tersungging senyum yang begitu saaaangat dan sangat, Bahagia.
“Kemana??” balas ku.
“Tempat biasa” aku langsunga mengerti.
“Sampai ketemu nanti malam..!!!”

            Ir jangan terlalu bahagia, lihat tuh arah jarum jam sudah menunjuk angka berapa? “Allahu Akbar!! Aku tela……tttt”. Aku langsung mengambil ranselku dan langsung berlari menuju kendaraan dan ngebut sengebutnya. Terlambat maneh, terlambat maneh. Tapi tak apalah lagian dosen kesayangan nggak akan ngusir dan nggak mungkin kalo dimarahi. Sampai dikelas, duduk dengarin si Dosen yang lagi ceramah tentang kebudayaan, etnis, kebahasaan, bahasa daerah, pokoknya yang terkait itu. Huf..akhirnya perkuliahan hari ini berakhir juga, tak terasa hari sudah sore. Saatnya persiapan buat nanti malam untuk Senja.
            Malam begitu sangat lama mendekat, apa mungkin bahagia yang begitu sulit untuk mendekat atau aku yang tak sabar untuk menyambut bahagia? Ah ya sudalah jangan terlalu dipikirkan. Kali ini ku menunggan si kuda kesayangan, semoga saja Senja mau dibonceng dengan kuda ini. Hari ini tak ada yang namanya macet, tak ada panas, alam begitu ramah, bersahabat dan begitu tahu kalau malam ini ada sepasang insane yang sedang berbahasia. Si kuda pun sangat nyaman dan leluasa berlari diatas hamparan permadani hitam. Aku tepat berhenti didepan rumah Senja, ternyata dia sudah siap, sejenak aku memerhatinya mulai dari atas kepala sampai ujung kaki. Tak ada lagi kata yang lebih indah yang pantas menggambarkan Senja malam ini, Sangat anggun. Itulah kata yang pantas.
            Sejenak aku membisu, terdiam tak bergerak beberapa saat. Tersepona eits terpesona maksudnya…melihat kecantikan dan keanggunan Senja. Kali ini Senja terhias dengan warna merah jingganya, merah yang menandakan dia adalah wanita yang sangat tegar dalam menempuh hidup. Jingga, dia adalah wanita yang selalu tunduk dengan aturan. Saatnya cabut. Perjalanan ini terasa seperti di film-film, angin sepoi menyibak lembut rambut Senja hingga menyelimuti wajah ini. Harum. Warung ini tidak begitu ramai, hanya beberapa meja yang terisi. Aku tak lagi duduk hanya ditemani si merah gagu dan si hitam, tapi juga ada Senja. Malam ini seakan lampu-lampu yang berkelap kelip menujukan senyum mereka terhadap kami. Aku dan Senja. Ada banyak kebahagian disela-sela kebahagiaan kami. Selamat malam Senja, semoga mimpimu menyenangkan.

Komentar