Selimut......

A
Mengenalmu seperti meringkuk dalam selimut di kala gerimis di sepertiga malam. Hangat. Dan aku tidak ingin beranjak. Aku ingin menikmatinya sampai fajar, sampai matahari berwarna setengah merah. 

B
tapi kenapa selimut itu sudah terlipat tergeletak tak terurus? tidak seperti biasanya terlipat indah diatas bantal dengan wewangi yang begitu khas?

A
entah, imungkin karena selimut itu tidak lagi memberi rasa nyaman kala mimpi datang tertatih 

B
atau mungkin selimut itu sudah sedikit basah karena desiran gerimis tiba2, yang membuat hangatnya menjadi dingin, hangatnya menjelma sbagai mimpi buruk yang kala itu masih enggan untuk terjaga.


A
itu mungkin hanya sekedar fatamorganamu saja, atau sugesti hatimu yang berlebihan. sungguh, aku hanya terisak kala itu menjadi nyata

B
isakmu hanya ibarat bayi yang ingin isap jemponya. merengek begitu ingin.

tapi apa daya petir sudah menyambar kala layang terbang dengan warnanya. mungkin ia sedang menunggu untuk dikejar, diambil diatas pohon itu? atau mungkin ia telah temukan oleh orang yang punya benang yang lebih kuat.

A
lagi, entah dan entah aku mungkin akan tergopoh kala ku raih layang yang raip dari benangku, bukan benangku yg rapuh,tetapi layang itu yg terlalu jauh meninggi hingga benangku kusut...
kads tadikan selimut, kok jadi layang2 andou soa eee hahaha

B
mungkin hanya itu topik yang masih hangat sepekan terakhir ini!
entah dan entah pula, bukan benangmu yang kusut, hanya lembutmu terlalu kasar ketika memainkanya. hingga genggamnya tak lagi padamu.

A
embut seperti apa yg harus diwujudkan hingga tak ambigu untuknya ?

B
lembut mu begitu saaaangat lembut, hingga dirinya terlarut didalamnya, hingga ia tak bisa membeda mana manis dan mana pahit.

A
ah yasudahlah, aku hanya bisa menemani senjaku yg merah-jingganya melambai. mata taakan beranjak dari labaian senja, walau dia yang tenggelam dalam bingungnya membeda

B
seandainya senjamu tak pasrah dengan harapan oleh karena datang nya malam, ia tetap akan ada, tetap pada posisinya yang selalu melepas pandangnya pada senjamu walau ombak selalu menjilat bibir pantai. itu salahmu, engkau terlalu cemburu pada ombak, yang akan selalu ada untuk bibir pantainya.

A
senjaku selalu setia, merah-jingganya selalu menyapa kala kala isak ku tak tertahan,,tak ku samakan senjaku dengan selimut yg tetiba tak meghangatkan, dan layang yg tetiba pula meninggi lepas dari benangku ..
kadang senja ku terhalang oleh langit abu, namun iya akan hadir kembali kala abu tak betah menampakan diri, dan itu tidak bisa kau sama kan dengan selimut atau layang yg enggan untuk kembali.

B
jangan engkau melepas isakmu karena itu hanya masalah arah, disisi itulah senjamu akan dimiliki langit abu. selimut itu telah menemukan kehangatan barunya, walau kadang ia ingin menengokmu kala ia di jemur.

A
kubiarkan saja dia menengok dan hanya senyum ku saja yg membalasnyaa..
B
Selimut itu......rasanya ia ingin kembalikan kehangatannya. masa masa dimana ia selalu di suguhkan dengan wewangian yang khas, kelembutan yang dibalas dengan hangat. ternyata ia tersesat pada pemilik barunya, ia salah memilih kasur dan rumah baru itu. terlalu pengap untuk ia singgahi. apakah selimut itu masih muat untuk dicuci dan dijemur kembali?

A
enggan ku memberi ruang, lebih baik kubiarkan kosong bantal dan kusimpan wewangianku di lemari kaca ..

B
Begitukah rasanya kala selimut sudah renggang dan tak lagi membius kehangatannya?

A
memang tidak akan senyaman dulu, jika selimut berpindah tuan ..

B
Dengan gerangan apa si selimut bisa pindah ke ruang lain? padahal kala itu dan biasanya hanya angin sepoi yang membawakan hangat dan kelembutan yang menyambanginya.

ataukah kala itu, tiba2 terjadi badai dan topan hingga gerangan selimut itu terbang dn jatuh pada jemuran lain?
 
 

Komentar