Terdengar kabar. hanya sekedar kabar, menurutku itu tak penting. Tapi ku mencoba menyambut warnanya, warna yang begitu abu-abu. Perlahan ku pajang pendengaranku, berusaha menahan tegang, takut, dan........entahlah. Awalnya terdengar ringkih dan tiba-tiba tubuhku seakan hanya tinggal daging yang tak bertulang. Semakin ditahan semakin kuat rasa yang tak aku ketahui itu. Ternyata itulah sakit, Namun, ibarat Matahari yang berebut hari dengan hujan, aku berusaha tetap dalam langkah yang awalnya aku pijaki. Kurangkaikan puisi untuk menangkap sya'ir-sya'irmu, kutangkap ba'itba'it sya'ir itu hingga ku terlelap hanya dengan kata "Entah tangisan itu sungguh atau hanya sekedar gerimis yang menurunkan Hama bagi para petani, tetap aku percaya tentang kebohongan mu sekalipun.
Komentar
Posting Komentar