Mencintai Dalam Petunjuk Al-Qur'an

Oleh    : Agus Mulyadin*
Judul               : Kitab Cinta ; Menyelami Bahasa Kasih Sang Pencipta
Penulis            : Dr. Muhammad Said Ramadhan Al-Buthy
Penerbit          : Noura Books
Cetakan          : I, Januari 2013
Tebal               : xxxiii + 183 halaman
ISBN               : 978-602-7816-18-3
Cinta adalah nikmat. Jika seseorang tidak kuasa meraihnya, hidupnya pasti gelisa. Mendapatkan cinta dari makhluk adalah menyenangkan, apalagi bila cinta itu datang dari Sang Pencipta yang cinta-Nya suci dan tak bertepi. Cinta-Nya tidak saja mendatangkan ketenangan, tetapi juga kebahagiaan yang sejati dan abadi.
Cinta butuh perjuangan dan pengorbanan. Agar perjuangan dan pengorbanan tidak sia-sia, diperlukan ilmu untuk memastikan jalan yang dilalui benar-benar menuju cinta sang Maha cinta. Dengan menggali Al-Qur’an, Dr. Said Ramadhan Al-Buthy—di Timur Tengah akrab dipanggil Al-Buthy—mengajak kita menemukan rahasia itu. Tidak mudah memang, tetapi ulama yang ceramahnya mampu menyebabkan isak tangis ribuan jamaah ini meyakinkan kita bahwa cinta-Nya bisa digapai dengan kekuatan nalar dan hati sekaligus. Inilah buku penyejuk dahaga sekaligus pelita bagi yang mendamba cinta dan kasih sayang- Nya. (Dr. Muhammad Said Ramadhan Al-Buthy)


            Di dalam kehidupan sehari-hari orang tidak terlepas dengan yang namanya cinta. Cinta adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh Manusia. Baik itu cinta kepada Allah maupun terhadap sesama manusia. Banyak orang tidak mengetahui cinta yang sesungguhnya, yang mereka ketahui hanyalah cinta terhadap pasangan, cinta antara lawan jenis. Tetapi sesungguhnya cinta mencangkup arti yang sangat luas. Ada beberapa macam cinta yaitu Cinta Allah kepada Manusia, Cinta Manusia kepada Allah, dan Cinta Manusia  kepada Sesama.
            Cinta adalah kebergantungan hati kepada seseuatu sehingga menyebabkan kenyamanan di hati saat berada didekatnya atau perasaan gelisah saat berada jauh darinya. Di dalam Al-Quran Allah telah menjelaskan cintanya kepada  manusia. “Katakanlah (Muhammad), ‘Jika kamu mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mencintaimmu dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang,”(QS Ali-Imran [3]:31). Cinta Allah kepada manusia bermuara kepada dimuliakan-Nya manusia tanpa memandang bentuk dan jenisnnya, tetapi muara cinta Allah kepada manusia tergantung pada cara penyikapan seseorang terhadap ajaran dan syariat Allah kepada-Nya.(hal. 12)
            Beberapa ayat dalam Al-Quran telah menjelaskan tentang cinta manusia kepada Allah, diantaranya yaitu “QS Al-A’raf [7]: 172, QS Al-Baqarah [2]: 165, QS Ali-Imran [3]:  31, dan QS  Al-Ma’idah [5]: 54. Beberapa surah diatas menjelaskan kepada siapa dan bagaimana  sebenarnya peran cinta dalam kehidupan kita, baik rohani maupun jasmani masing-masing membutuhkan adanya cinta. Perlu diketahui bahwa Allah Swt. Tidak dapat dirasakan oleh salah satu indra manusia. Oleh karena itu manusia akan merasakan cintanya kepada Allah ketika menjalankan segala sesuatu yang diperintahkannya dan menjauhi segala larangannya.
            Sebagian manusia berpendapat bahwa cinta dalam arti yang sebenarnya hanya terjadi antara dua manusia yang berlainan jenis. Manusia hanya bisa mencintai jenis manusia atau mencintai sesuatu yang bisa dilihat oleh indra dan dinikmati oleh manusia, seperti kagum terhadap sesuatu yang ia lihat, suara yang ia dengar, atau bau-bauan yang tercium di hidungnya karena hubungan antara orang yang mencintai dan yang dicintai dibangun dengan padangan mata, pendengaran, ataupun penciuman.(hal. 45)
            Cinta manusia  kepada sesama merupakan watak dasar yang sudah mengakar dalam dirinya, menjadi bagian dari jiwanya. Yang dimaksud dengan cinta disini adalah cinta pada suami atau istri, anak-anak, orangtua, kerabat, teman, kekasih, dan hal-hal lain yang bersifat duniawi. Penjelasan Al-Quran tentang cinta manusia kepada sesama mengambil bentuk informasi dan evaluasi, tidak dalam bentuk perintah atau seruan karena cinta tersebut merupakan watak dasar, yang tidak perlu adanya ajakan ataupun perintah. Al-Quran, ketika berbicara tentang cinta manusia  kepada manusia lainnya hanya bersifat “mewanti-wanti” manusia agar ia tidak menjadikan cintanya kepada yang lain melebihi atau sepadan dengan cintanya kepada Allah.
            Buku yang ditulis  Dr. Muhammad Said Ramadhan Al-Buthy ini akan sangat berguna dan  bermanfaat bagi para pembaca, khususnya untuk para remaja saat ini untuk merefleksi diri: apakah cinta yang dilaluinya selama ini masih dalam lingkungan cinta antara lawan jenis ataukah sudah termasuk cinta yang sesungguhnya? Sehingga kehadiran buku ini sangat membantu pembaca agar sekiranya lebih paham lagi teradap pengertian cinta yang baik dan arti cinta yang sesungguhnya agar tidak menyalah gunakan cinta atau membagi cintanya kepada Allah Swt. denagn yang lain.
*) Agus Mulyadin, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang, Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Angkatan 2012


Buku ini bisa didapatkan (dibeli) di Buku Pedia (http://www.bukupedia.com/id/book/id-68127/kitab-cinta.html)

Komentar