Kalau AL-QUR’AN Dan AL-HADITS Sebagai Pedoman Hidup Kenapa Harus Ada Bid’ah?



Oleh: Agus Mulyadin

Dalam kehidupan beragama atau kita sebagai umat yang berpegang teguh terhadap ajaran dan kepercayaan Islam sebagai agama yang paling benar yang berpedoman kepada Al-Qur’an dan Al-Hadits, maka kita wajib mematuhi apa yang telah di perintahkan dan menjauhi segala larangan-Nya.sesuaia yang di sabdakan Rasulullah SAW “Selanjutnya, sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitab Allah. Sebaik-baik ajaran adalah ajaranMuhammadSeburuk-buruk perkara adalah perkara-perkara baru yang diada-adakan.
Dan setiap bid’ah adalah sesat” Sedangkan kenyataannya tidak sesuai dengan apa yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari yaitu salah satunya diadakannya atau di tetapkannya hari kelahiran Nabi Muhammad SAW tepatnya Maulid Nabi Muhammad SAW.
Seperti yang di kutip dalam sebuah buku yang berjudul “Kewajiban Berpegang Teguh Kepada As-Sunnah Dan Waspada Terhadap Bid’ah” karangan Abdul Aziz Bin Abdullah Bin Baz yang diterjemahkan oleh Rahmat Al-‘Arifin Muhammad Bin Ma’ruf.Penyelenggaraan acara maulid Nabi SAW dan semacamnya, adalah tidak boleh hukumnya. Bahkan wajib dicegah. Karena hal itu adalah hal yang baru yang diada-adakan (bid’ah) dalam Islam. Rasulullah SAW tidak pernah melakukannya, dan tidak pernah pula memerintahkannya, baik untuk hari kelahiran beliau sendiri, atau untuk kelahiran seorang nabi dari sekian nabi yang telah wafat sebelum beliau, atau untuk hari kelahiran puteri-puteri dan istri-istri beliau, atau untuk salah seorang sanak-kerabat maupun sahabat beliau.
 Acara maulid ini tidak pernah pula dilakukan oleh para khulafa’ Rasyidin atau sahabat yang lain –semoga Allah melimpahkan ridha kepada mereka– atau para tabi’in, bahkan oleh para ulama’ syari’ah dan assunnah pada tiga generasi yang dinyatakan keunggulan mereka (generasi abad pertama, kedua, ketiga hijrah)1. Padahal merekalah generasi yang paling mengerti tentang as-Sunnah, paling cinta kepada Rasulullah SAW dan paling taat mengikuti syari’at beliau, dibanding generasi setelah mereka. Seandainya penyelenggaraan acara maulid ini baik, pastilah mereka telah melakukan hal itu lebih dahulu dari pada kita.
Dalam sebuah hadits shahih Rasulullah SAW beliau bersabda “Barang siapa mengadakan suatu amalan baru dalam Agama kami yang di luar syari’at kami. Maka amalan itu tertolak”. Dalam hadits lain shahih Muslim juga menegaskan “Barang siapa melakukan suatu amalan yang tidak sesuai dengan syari’at kami. Maka amalnya itu tertolak”
Berdasarkan apa yang telah di jelaskan tersebut di atas maka timbul pertanyaan, Kapankah Maulid nabi pertama kali dirayakan?, apakah perayaan maulid nabi juga dilakukan oleh Rasulullah SAW atas nabi-nabi sebelumnya dan para sahabat?, dengan demikin jelas bahwa Perayaan Maulid nabi Muhammad SAW tidak ada atau tidak dilakukan baik oleh beliau nabi Muhammad SAW sendiri maupun para sahabat.

Komentar